SILATURRAHIM PIMPINAN RUBATH TARIM YAMAN KE PONDOK MAMBAUS SHOLIHIN

AlhamduliLlah, Pondok Pesantren Mambaus Sholihin kembali kerawuhan yang mulia Al-Habib Abdul Qodir Al-Jailani bin Mahdi bin Abdullah bin Umar As-Syathiri, pimpinan Rubath Tarim Hadramaut Yaman, Jumat (28/1/22).

Sekitar pukul 20.30 WIB beliau rawuh di ndalem dan disambut langsung oleh Syaikhuna Romo KH. Masbuhin Faqih, H. Agus Zainul Huda, H Agus Muhammad Ma’ruf, H. Agus Mohammad Majduddin, H. Agus Mohammad Anas, H. Agus Muh Ainun Naim dan para keluarga ndalem Pondok Pesantren Mambaus Sholihin.

Kerawuhan beliau kali ini merupakan kunjungan silaturrahim dan dakwah, perjumpaan beliau dengan Romo Kyai berjalan menyejukkan dengan diselingi bacaan shalawat khas Negeri Yaman yang dilantunkan oleh H. Agus Muh Ainun Naim dan diakhiri penyerahan kenang-kenangan.

Setelah bersilaturrahim dengan Romo Kyai, keluarga ndalem dan para asatidz, Habib Abdul Qodir Al-Jailani beserta rombongan langsung beranjak menuju Aula Darun Nadwah Rushaifah untuk mengisi Jalsah Diniyah bersama segenap santri Pondok Pesantren Mambaus Sholihin.

Pada kunjungan ke-3 beliau di Mambaus Sholihin kali ini beliau memberikan banyak sekali nasihat kepada segenap santri, nasihat yang lebih dulu disampaikan beliau adalah dengan mengingatkan kepada segenap santri untuk memperhatikan kembali tujuan dalam mencari ilmu dipondok pesantren tidak lain adalah untuk menjalankan sunnatullah dengan mengisi waktu di pondok pesantren dengan hal-hal yang baik seperti semangat dan giat dalam belajar dan beribadah.

ِّأَلْجِدُّ بِالْجِد وَالْحِرْمَانُ بِالْكَسَلِ
(Al-Jiddu bil jiddi wal hirmaanu bil kasali)
Maksud dari pada maqolah tersebut adalah keberhasilan (kesuksesan) akan diperoleh dengan adanya kesungguhan dan kegagalan terjadi sebagai akibat dari kemalasan.” terang beliau.

Al-habib Abdul Qodir Al-Jailani juga memberikan resep agar para santri dimudahkan dalam proses belajar.
Pertama harus mematuhi aturan pesantren dan menertibkan waktu sehari hari dipesantren, dan yang kedua harus rajin membaca al-qur’an. Dua hal tersebut akan menjadi jalan dimudahkannya seorang santri dalam belajar, kalau keduanya tidak bisa dilaksanakan maka hati akan menjadi gundah dan gelisah.
Selain dua resep tersebut, beliau juga mengingatkan seluruh santri untuk melaksanakan segala perbuatan berdasarkan ketaqwaan dan keimanan kepada Allah SWT, karena Allah SWT selalu melihat hambanya dimanapun hambanya berada.

Di akhir nasihatnya beliau memberikan penjelasan bahwa menuntut ilmu di pondok pesantren adalah bentuk nikmat dari Allah SWT yang harus disyukuri dengan cara giat belajar, terlebih mempelajari bahasa arab, karena pada hakikatnya orang yang berbahasa arab adalah orang arab, juga dengan pentingnya memiliki akhlak yang baik, karena akhlak yang baik akan menjadikan kebahagiaan tersendiri bagi orang tua, guru, kiai dan nabi Muhammad SAW. /Zul

Semoga kerawuhan beliau membawa keberkahan bagi pondok, santri dan kita semua. Aamiiin….

× -