Mambaus Sholihin – Sekitar jam 7 pagi ratusan siswa-siswi dengan mengenakan toga lengkap sudah berbaris rapi dihalaman pondok, mereka adalah wisudawan dan wisudawati dalam acara haflah khotmil Imrithy-Maqshud ke-19 yang diselenggarakan di Aula Darunnadwah Rusyaifah. Ahad (05/06/22).


Agenda wisuda dan temu wali santri yang setiap tahun diadakan merupakan agenda pengukuhan wisudawan dan wisudawati penghafal nadham Imrithy-Maqshud dan sekaligus pelepasan siswa kelas akhir Madrasah Tsanawiyah.
Sekitar 900 undangan hadir dalam acara tersebut, turut hadir di tengah-tengah acara Syaikhuna Romo KH Masbuhin Faqih, para Habaib dan Masyayikh seperti Habib Abdul Qodir bin Ali As-Segaf Gresik, Habib Ahmad bin Abu Bakar As-Segaf Gresik , KH. Jauhar Nehru dan adik beliau KH. Ahmad Tuhfatun Nafi’ (Gus Nafi’) Kencong Kediri, KH Nashiruddin Tuban, KH Zainul Arifin serta para Agagis dan ananing.
Acara Inti dibuka pukul 08.00 dengan rangkaian acara, Qiro’atul Qur’an, Shalawat Nabi, Sambutan-sambutan, Taujih Mudiirul Ma’had, Prosesi Wisuda, Munaqosah, dan diakhiri persembahan dari siswa-siswi kelas akhir Madrasah Tsanawiyah.




Kepala Madrasah H. Agus Moh Ainun N’aim dalam sambutannya sangat bersyukur karena tahun ini bisa kembali menyelenggarakan agenda haflah khotmil Imrithy-Maqshud dengan dihadiri wali santri setelah 3 tahun diadakan secara terbatas karena pandemi.
Gus Aim juga menyampaikan, “Dari 647 siswa-siswi kelas 3 Madrasah Tsanawiyah Mambaus Sholihin sebanyak 163 siswa dan 188 siswi berhak untuk diwisuda, dari total keseluruhan siswa-siswi prosentase dari siswa putra 59% dan siswi putri 57% yang mengikuti prosesi wisuda”.
Sambutan mewakili wali santri disampaikan oleh KH. Jauhar Nehru atau lebih dikenal dengan Gus Mahu Kencong Kediri. Dalam sambutanya, beliau menyampaikan bahwa menjadi orang tua yang wajib memberikan hak pendidikan kepada anak-anaknya bukan sebuah hal yang mudah, beliau mencontohkan banyaknya orang tua yang merasa kesulitan dalam hal mendidik anak-anaknya, terlebih dimasa pandemi beberapa tahun lalu banyak orang tua yang merasa keberatan dan tidak mampu mendidik putra putrinya.
“Gagal marahi nyambut gawe anak mboten nopo-nopo, tapi nek gagal marahi mendidik anak niki seng bahaya. Monggo kito sareng sareng memperjuangkan jariyah kito arupi anak, amergi mendidik, memberikan pendidikan kepada anak niku saget dadi jariyahe wong tuo. Mugi-mugi kulo panjenengan sedoyo titip anak ing mriki, anak kito saget angsal ilmu barokah, manfaat, lan maslahah dunyo ngantos dumugi akhirot, Allahumma Aamin”, terang beliau.
Di akhir sambutan Gus Mahu menyampaikan bahwa hakikat mencari Ilmu itu seperti mencari harta, ada waktunya mencari, ada waktunya mengumpulkan, ada waktunya mengamalkan, dan ada waktunya untuk memberikan. Adapun yang membedakan antara ilmu dan harta adalah ilmu lebih banyak yang diberikan daripada diamalkan, kalau harta lebih banyak yang diamalkan daripada diberikan.




Adapun Taujihat Mudiirul Ma’had disampaikan oleh H. Agus Muhammad Ma’ruf, beliau menyampaikan bahwasanya ditengah maraknya pendidikan formal diluar pesantren, pendidikan formal di bawah naungan Pondok Pesantren Mambaus Sholihin masih bisa eksis dan terus berkembang dalam memberikan pendidikan tentang ilmu agama warisan ulama’ salaf Ahlussunnah Wal Jama’ah.
“Tujuan pendidikan formal disini adalah sebagai persiapan santri-santri keluar dari pondok sudah memiliki SIM (Surat Izin Mengajar) di lembaga formal, agar supaya para santri dapat lebih jauh dalam Nashrul Ilmi dan Agama. Karena banyak sekali lembaga formal yang membutuhkan tenaga pengajar dari pesantren, baik lembaga dibawah naungan pesantren atau tidak”, jelas Gus Muh.
Menutup sambutannya beliau memberikan pesan kepada para santri dan wali santri agar bisa melanjutkan jenjang pendidikan di Mambaus Sholihin, jika tidak bisa melanjutkan di Mambaus Sholihin beliau berpesan kepada para lulusan agar bisa melanjutkan jenjang pendidikan dilembaga-lembaga yang berada dalan lingkungan pesantren yang berpegang teguh pada akidah Ahlussunnah Waljama’ah.




Semoga kita semua dapat mengambil manfaat dari acara tersebut, semoga para lulusan mendapatkan ilmu yang manfaat dan barokah serta dapat terus memperjuangkan ilmu agama. Aamin. /Zul