Mambaus Sholihin – Dalam rangka menyambut bulan kelahiran Nabi Muhammad SAW dan menumbuhkan semangat pendidikan Islam Institut Keislaman Abdullah Faqih Selenggarakan Seminar Nasional Bersama Habib Ali Zaenal Abidin Bin Alwy Al-Kaff. Selasa, (27/09/22).
Seminar Nasional kali ini dilaksanakan di Aula Darunnadwah Rusyaifah dengan mengusung tema “Akulturasi Pendidikan Pesantren Dalam Rangka Menghadapi Perkembangan Global” dengan diikuti oleh seluruh Mahasiswa-Mahasiswi Institut Keislaman Abdullah Faqih Gresik. Hadir dalam agenda tersebut Rektor INKAFA Agus H. Mohammad Majduddin Lc, M.A. Direktur Pascasarjana INKAFA Dr. H. Agus Muhammad Najib Lc, M.A. Dewan Pimpinan, Dosen dan tamu undangan.
Dr. H. Agus Muhammad Najib Lc, M.A. dalam sambutannya menyampaikan bahwa agenda ini bertujuan untuk menumbuhkan kembali rasa semangat dan percaya diri para mahasiswa dalam menempuh studi di INKAFA. “Mari bekerja sama dengan baik untuk menjadikan INKAFA ini lebih maju, selalu berdoa, berusaha, sehingga apa yang dicita-citakan oleh romo yai, INKAFA ini dapat menjadi salah satu lembaga pendidikan yang bisa mencetak kader-kader ulama’, kader-kader da’i yang bisa menjadi kebanggaan Rasulullah SAW”. Terang Gus Najib.
Mengawali materinya, Habib Ali berpesan kepada para peserta seminar untuk lebih semangat dalam belajar dan sewaktu belajar harus bisa mengambil pelajaran dari pada pengalaman para guru-guru. “Untuk apa kita menghabiskan banyak waktu mencari pengalaman, kalau kita bisa mengambil pelajaran dari pengalaman yang sudah dilakukan oleh guru-guru kita”. terang beliau.
Habib Ali menjelaskan bahwa keistimewaan pendidikan pesantren adalah karakteristik dan kultur dunia pesantren yang tidak akan didapatkan diluar pesantren adalah karakter pendidikan dan tarbiyah yang moderat dan tidak kaku. “Belajar di pesantren bukan hanya ilmu yang didapat, tapi juga mendapatkan Tarbiyah, didikan yang sesuai dengan diutusnya Rasulullah SAW untuk Tazkiyatun Nafs atau mensucikan hati”,terang beliau. Beliau juga menambahkan, “Kalau kita menjaga kultur pesantren, budaya pesantren dengan memperkuat keilmuan kita, maka kita akan aman berada dimanapun, karena ilmu adalah cahaya bagi pemiliknya”.
Habib Ali juga memberikan trik Rasulullah SAW dalam berdakwah dan berjuang di masyarakat, yakni dengan membuat orang senang dan kagum dengan ilmu yang kita miliki. Karena di luar sana, kondisi masyarakat berbeda-beda, maka kita harus bisa memberikan model pendidikan dan dakwah yang nyaman dan asik untuk masyarakat.
Menutup materi seminar kali ini, Habib Ali memberikan kesimpulan menjadi beberapa poin: Pertama, membekali diri dengan ilmu dengan cara terus menerus belajar. Kedua, mengikuti arahan dari para guru, terlebih memiliki hubungan yang dekat dengan para guru. Ketiga, mengetahui siapa yang ia hadapi saat berjuang dimasyarakat, dan mengetahui kebutuhan masyarakat. Keempat, mengalir dengan kondisi masyarakat dalam wilayah perjuangan.
Semoga para Mahasiswa-Mahasiswi dan kita semua dapat mengambil banyak pelajaran dari seminar tersebut serta dapat mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari. Aamiin /Zul