TALK & SHARE, AGENDA INKAFA MENGAWAL CALON LULUSAN MENGHADAPI TANTANGAN DI TENGAH MASYARAKAT

Mambaus Sholihin – Institut Keislaman Abdullah Faqih (INKAFA) Gresik  selenggarakan agenda TALK & SHARE  dengan tema “Sarjana Muda dan Tantangannya di Masyarakat” sebagai media sharing dan pengarahan mahasiswa semester akhir yang lulus dari perguruan tinggi dan akan terjun di masyarakat. Sabtu, 02/07/22.

Agenda yang diselenggarakan di Aula Darunnadwah Rusyaifah tersebut dihadiri oleh jajaran pimpinan INKAFA, Dosen dan diisi oleh para alumni senior Mambaus Sholihin yang sudah lebih dulu terjun dan berjuang ditengah-tengah masyarakat sesuai bidangnya masing-masing.

Acara ini diselenggarakan sebagai wadah untuk berbagi kisah dan pengalaman dengan tujuan membentuk karakter mahasiswa yang berani dan siap untuk terjun di masyarakat setelah lulus dari jenjang perguruan tinggi INKAFA” ujar perwakilan panitia.

Ada empat pemateri dalam agenda tersebut, pemateri pertama, Dr. H. Muchammad Toha S.Ag., M.SI., pemateri kedua, KH. Ahmad Sariaman S. Th.I, pemateri ketiga KH. Achmad Chabiburrochman, dan pemateri keempat, Dr. Arif Syihabuddin M.Pd.I.

Dr. H. Muchammad Toha S.Ag., M.Si

Bapak Dr. Toha adalah alumni senior Mambaus Sholihin, beliau merupakan salah satu tokoh yang membantu berdirinya INKAFA dan sekarang berkarir di Kementerian Agama dan menjabat sebagai Kepala Balai Diklat Keagamaan Provinsi Jawa Tengah dan DIY. Dalam kesempatan ini Dr. Toha menyampaikan wawasan baru dalam beragama dan bermasyarakat:

Pertama, beliau memberikan pesan untuk terus memupuk jiwa berkhidmah kepada guru, kiyai dan pesantren dalam berbagai macam profesi kita di masyarakat. Kedua, beliau menyampaikan bahwa dimasyarakat kita sudah berkembang model penjajahan modern dalam berbagai hal termasuk urusan spiritual dan agama. Ketiga, beliau menyampaikan bahwa masyarakat yang membenci Islam, mempunyai cara baru untuk memecah belah Islam dengan cara membangun konflik internal melalui golongan atau ormas-ormas Islam. Keempat, beliau menyampaikan ketika sudah bermasyarakat tidak usah risau dalam beragama, yang diperlukan adalah menanamkan jiwa santri suci yang berpegang teguh pada akidah Ahlussunnah Waljama’ah An-Nahdliyah.

KH. Ahmad Sariaman S. Th.I.

Yai Sariaman adalah alumni senior Mambaus Sholihin, perjuangan beliau berada ditengah-tengah masyarakat yang mayoritas non Muslim dan sekarang beliau menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Mambaus Sholihin VI Cabang Jimbrana Bali.

Dalam kesempatan ini Yai Sariaman menyampaikan bekal yang harus dibawa dan dimiliki oleh santri saat terjun di masyarakat, diantaranya:

Pertama, beliau memberikan pesan bahwa syarat utama seorang santri dalam berjuang dimasyarakat adalah mental yang kuat dan bangga akan kesantriannya. Kedua, beliau menyampaikan bahwa menjadi santri harus 3K (Kaya Ilmu – Kaya Harta – Kaya Amal) yang mana kesemuanya sudah diajarkan di Mambaus Sholihin dan dicontohkan langsung oleh Romo Kyai. Ketiga, beliau berpesan dengan kata SANTRI: Huruf Sin adalah Saafiqul Khoir maksudnya adalah menjadi pelopor kebaikan, huruf Nun adalah Nasiul Ulama’ maksudnya penerus ulama’, huruf Ta’ adalah Taarikul Ma’siyah maksudnya mampu meninggalkan maksiat, huruf Ro’ adalah Ridhonya guru maksudnya mendapat ridho dan sambung dengan guru, yang terakhir huruf Ya’ adalah Yakin kepada guru maksudnya memiliki keyakinan yang kuat terhadap seorang guru.

KH. Achmad Chabiburrochman

Yai Chabib adalah alumni Mambaus Sholihin yang berjuang di masyarakat mulai dari bawah dan sekarang menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Fathul Majid Kasiman Bojonegoro. Dalam kesempatan ini beliau hanya berbagi kisah perjuangan beliau setelah pulang dari Mambaus Sholihin, berawal dari berjualan pentol, jilbab, hingga menjadi pengasuh pondok pesantren dengan ribuan santri. Beberapa pesan yang bisa diambil pelajaran adalah:

Pertama, berjuang di masyarakat harus berani dan memiliki mental yang kuat. Kedua, memiliki keyakinan yang kuat terhadap guru dan tawakkal kepada Allah SWT. Ketiga, harus berani menjemput bola, maksudnya adalah berani untuk berdakwah dan tampil di tengah masyarakat.

Dr. Arif Syihabuddin M.Pd.I.

Pak Syihab adalah alumni Mambaus Sholihin yang memiliki keinginan kuat untuk meneruskan jenjang pendidikan tinggi melalui jalur beasiswa, hingga mendapat gelar Doktor dan sekarang menjadi Dosen di INKAFA. Dalam kesempatan ini Pak Syihab bercerita tentang prosesnya dalam menempuh jenjang pendidikan tinggi, mulai dari strata 1, strata 2 hingga Doktor. Beberapa pelajaran yang dapat diambil dari cerita beliau adalah:

Pertama, jika ingin melanjutkan jenjang pendidikan yang tinggi harus memiliki keyakinan yang kuat dan percaya diri. Kedua, menjaga hubungan yang baik dengan orang tua, mengerti harapan dan keinginan orang tua, kemudian memohon ridho dan do’a orang tua. Ketiga, memiliki sambung hubungan yang baik dengan guru, mendengarkan arahan dari guru, dan mengharap ridho dan do’a dari guru.

Sebelum acara ditutup, ada beberapa pertanyaan dari peserta yang di konklusikan oleh Dr. Toha sebagai berikut: Mutu pribadi harus dikembangkan kapanpun dan dimanapun, karena tanpa mutu yang baik kita tidak ada artinya apa-apa. Acara kemudian ditutup dengan do’a.

Semoga dari acara tersebut dan materi yang disampaikan dapat menumbuhkan semangat dan mental yang kuat kepada para lulusan dan kita semua dalam berjuang di masyarakat. Aamiin. /Zul

× -